Copyright © Data Nyamana
Design by Dzignine
Monday 17 September 2012

Sistem Basis Data & Lingkungannya

Minggu kemarin sudah kita bahas mengenai alasan-alasan mengapa menggunakan Sistem Basis Data dalam mengelola data yang kita punya. Disamping lebih efisien, Sistem Basis Data juga memudahkan kita dalam mengelola data dalam skala besar.

Karena sekarang kita sudah tahu bahwa Sistem Basis Data adalah metode yang paling baik dalam mengelola data, kita pun pasti akan berpikir "Apa sih bagian-bagian dari sistem basis data, sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik?" Pertanyaan ini dapat kita jawab pada bahasan kita selanjutnya yaitu Lingkungan Sistem Basis Data. Namun, sebelum menginjak ke materi selanjutnya, mari kita bahas dahulu apa itu data.
Data adalah kumpulan angka, huruf, dan kata yang masih mentah mengenai suatu masalah.
Lalu muncul pertanyaan lagi "Apakah itu informasi? Apakah informasi sama saja dengan data?"
Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga mudah dipahami.
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi lebih mudah untuk dipahami, berbeda dengan data yang hanya berupa kumpulan angka-angka. Data-data yang ada haruslah diolah terlebih dahulu agar menjadi informasi yang mudah dipahami. Dalam proses pengolahan tersebut kita butuh sebuah aplikasi yang dapat membantu kita dalam mengolah data yang ada, yaitu DBMS (Database Management System). DBMS sendiri merupakan salah satu bagian dari Lingkungan Sistem Basis Data. Adapun bagian-bagian dari Lingkungan Sistem Basis Data adalah sebagai berikut:

Lingkungan Sistem Basis Data

1. Komponen Sistem Basis Data

  • Sistem Basis Data terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
    1. Hardware : berupa seperangkat komputer yang memiliki media storage (harddisk) untuk menyimpan data dan media komunikasi untuk komunikasi antar jaringan.

    2. Operating system : digunakan untuk menjalankan, mengendalikan, dan melakukan operasi dasar pada sistem komputer di sistem basis data.

    3. Database : kumpulan data dalam sistem basis data yang saling terkait dan terintegrasi satu sama lain. Terdiri dari tabel-tabel, indeks, file, dan lain-lain.

    4. Database management system (DBMS) : perangkat lunak yang berfungsi sebagai perantara antara user dengan basis data. Melalui DBMS user dapat menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah, hingga data diambil kembali. DBMS membuat pengguna menjadi lebih mudah dalam mengelola data yang dimilikinya. Contoh DBMS adalah Oracle, PostgreSQL, Ms. Access, Ms. SQL, dan MySQL.

    5. User : yaitu siapa saja yang dapat mengakses dan memanipulasi basis data.
      Dibagi menjadi 4 kategori:
      • system engineer : tenaga ahli yang memasang sistem basis data, mengembangkannya, dan melaporkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem.
      • administrator basis data (DBA) : tenaga ahli yang mengawasi dan mengontrol sistem basis data secara keseluruhan, serta merencanakan dan mengatur kebutuhan sistem.
      • programmer : tenaga ahli yang dapat berinteraksi dan memanipulasi basis data melalui data manipulation language (DML)
      • end user : pengguna yang dapat mengakses dan berinteraksi dengan basis data melalui terminal menggunakan aplikasi/software tertentu.

    6. Application : program tambahan yang digunakan untuk menghubungkan pengguna dengan basis data.

  • Sebuah Sistem Basis Data harus mempunyai keenam komponen di atas agar bisa sebagaimana semestinya. Jika tidak maka sistem tersebut tidak bisa dijalankan.

2. Arsitektur

  • Arsitektur sistem basis data merupakan konfigurasi sistem secara keseluruhan. Kaitannya yaitu dengan bentuk/struktur bagaimana sistem itu dibangun. Bentuk dari sistem tersebut kemudian akan mempengaruhi bagaimana para pengguna berinteraksi dengannya. Arsitektur haruslah sudah ditentukan sejak awal sebelum memulai perancangan basis data, atau setidaknya sebelum melaksanakan tahap implementasi basis data.

    Ada 3 jenis arsitektur sistem basis data yang ada saat ini, yaitu:
    1. Sistem Mandiri (standalone)
      Pada arsitektur mandiri, basis data dan aplikasi basis data ditempatkan pada perangkat komputer yang sama. Dengan demikian hanya ada satu pengguna yang dapat mengakses sistem pada waktu yang sama (single user). Arsitektur ini merupakan arsitektur yang paling sederhana dan paling murah yang mana dapat kita pilih jika basis data yang dikelola memang tidak terlalu besar dan lebih bersifat membantu mempercepat pekerjaan-pekerjaan administratif.

    2. Sistem Terpusat (centralized system)
      Penggunaan arsitektur mandiri sangat tidak mungkin apabila kita ingin data kita bisa diakses lebih dari satu orang (multi user). Jika demikian maka kita dapat menggunakan sistem terpusat, dimana sistem ini terdiri dari sebuah server dan sejumlah terminal. Dari terminal inilah user dapat mengakses basis data pada sistem.

      Kelemahan dari sistem ini adalah baik basis data maupun aplikasi basis data semuanya diletakkan pada server. Beban server tentu menjadi lebih berat karena aplikasi basis data dan basis data digunakan bersama-sama oleh banyak user. Jika penggunanya terlalu banyak, maka server akan kehabisan alokasi sumber daya (prosesor dan memori). Jika server sampai gagal berfungsi maka aktivitas semua user akan terganggu.

    3. System Client Server
      Pada arsitektur System Client Server, kelemahan sistem terpusat sudah ditiadakan. Pertama, beban server sudah tidak terlalu berat karena aplikasi basis data dan basis datanya diletakkan di tempat yang berbeda. Aplikasi basis data berada pada client sedangkan basis datanya berada pada server.

      Kelemahan yang kedua, yaitu padatnya lalulintas data antara server dengan terminal dapat diatasi dengan mekanisme transfer data yang lebih efisien. Client berupaya agar pemrosesan data 'sebisa mungkin' dapat ditangani sendiri. Jika ada proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data, barulah client melakukan 'kontak' dengan server.

3. Database Management System

  • Database management system (DBMS) merupakan sebuah piranti lunak yang dapat memudahkan pengguna untuk mengelola basis data dalam skala besar. Dengan DBMS kita dapat membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasi berbagai macam pengguna yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda.

    DBMS memiliki fitur-fitur yang membuat pengelolaan basis data menjadi lebih mudah. Fitur-fitur tersebut adalah:
    1. Keamanan
      Setiap user memiliki hak akses terhadap basis data yang berbeda-beda. Jika seorang user tidak memiliki hak akses pada sebuah data maka user tersebut tidak bisa melihat isi dari data yang bersangkutan. Dengan demikian data menjadi dalam DBMS terjaga keamanannya karena hanya user tertentu yang bisa mengakses data tertentu.

    2. Independensi
      Data dan program dalam DBMS bersifat independen. Maksudnya adalah bahwa data dapat dibaca tidak hanya pada program tertentu. Hal ini dikarenakan struktur datanya berbentuk informasi, tidak programming oriented. Begitu pula sebaliknya, Program DBMS tidak tergantung pada data yang ada. Apabila data kita strukturnya berubah maka tetap dapat dibaca oleh program..

    3. Konkurensi (data sharing)
      Data yang ada dapat diakses dan dimanipulasi oleh beberapa user sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena DBMS memiliki fasilitas multi user. Dengan fitur ini, pekerjaan user akan menjadi lebih cepat.

    4. Integritas
      Karena DBMS memiliki fitur data sharing, maka memungkinkan user untuk memanipulasi data dari terminal manapun. Begitu pula ketika user ingin melihat data tertentu, user tidak harus melihatnya dari terminal tertentu. User diberikan kebebasan dalam memilih terminal yang akan digunakan, karena data sudah terintegrasi dengan terminal-terminal yang ada.

    5. Pemulihan
      Ketika suatu sistem gagal berfungsi, terkadang file-file yang ada akan terhapus dan hilang. Hal ini akan menyulitkan user apabila file-file yang hilang merupakan file yang sangat penting. Akan tetapi, dengan fitur pemulihan dari DBMS, sistem akan membuat cadangan file-file yang penting. Sehingga ketika sistem gagal berfungsi, baik itu karena software ataupun hardware, data-data penting tadi dapat dikembalikan seperti semula.

    6. Kamus Data
      Kamus data merupakan suatu metadata yang berisi definisi-definisi dari data yang disimpan di dalam basis data dan dikendalikan oleh DBMS. Struktur basis data yang disimpan dalam kamus data adalah kumpulan dari seluruh definisi field, definisi tabel, relasi tabel, dan hal-hal lainnya. Kamus data selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum file data yang sesungguhnya diakses.

    7. Perangkat Produktivitas
      Dalam DBMS juga tersedia productivity tool (perangkat produktivitas). Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam mengelola database yang ada. Misalnya saja otomatisasi rutinitas. Dengan ini kita tidak perlu melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang, kita cukup melakukan perintah satu kali saja kepada sistem maka sistem yang akan melakukannya sendiri. Fitur ini tentu saja dapat mempercepat pengembangan sistem dan juga dapat meningkatkan kualitas sistem.

4. Bahasa Basis Data

  • Dalam mengelola basis data, kita menggunakan software berupa DBMS yang mana hanya memahami bahasa basis data. User harus menggunakan bahasa basis data agar dapat berinteraksi dengan basis data yang bersangkutan. Cara menggunakan bahasa basis data ditentukan oleh pembuat DBMS. Contoh bahasa basis data diantaranya: SQL, dbase, dan QUEL.

    Bahasa basis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
    1. Data Definition Language (DDL)
      Merupakan bahasa dalam basis data yang fungsinya untuk mendesain struktur suatu basis data. Perintah DDL dapat kita gunakan untuk membuat tabel ataupun untuk mengubah struktur tabel. Nah, jika perintah DDL ini dikompilasi maka kita akan mendapatkan Kamus Data, yaitu data yang mendeskripsikan isi dari file database yang sesungguhnya. Contohnya adalah create table, alter table, dll.

    2. Data Manipulation Language (DML)
      Merupakan bahasa yang digunakan untuk memanipulasi data dari suatu basis data, fasilitas ini diperlukan untuk memasukkan, mengambil, ataupun mengubah data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi basis data. Contohnya adalah insert, update, dll.

      Data manipulation language sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu:
      • Prosedural : User menentukan data yang diinginkan dan menyebutkan cara mendapatkannya. Maksudnya adalah user akan membuat algoritma tertentu untuk membaca data dalam file database. Biasanya digunakan pada bahasa pemrograman tingkat tinggi.

      • Non-prosedural: User menentukan data yang diinginkan dan tidak menyebutkan cara mendapatkannya. User tidak perlu tahu bagaimana data dalam file database itu dibaca. Semuanya sudah diatur oleh DBMS. User hanya perlu memberi perintah pada DBMS untuk membaca suatu database, maka DBMS akan mengerjakannya dengan algoritmanya sendiri.

0 comments:

Post a Comment